LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
JAMBU METE
"Pembuatan Sirup
Buah Semu jambu Mete"
OLEH
NAMA : LILIS RATNASARI
NIM : Q1A1 15 270
KELAS : TPG A-2014
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jambu mete (cashewnut)
memiliki nama latin Anacardium occidentale. Di Inggris
jambu mete disebut Cashew. Sedangkan di Indonesia disebut jambu mente, atau lebih
dikenal dengan sebutan jambu mete. Pemanfaatan jambu mete hingga saat ini masih terbatas pada bijinya yang
diolah menjadi kacang mete. Buah jambu mete sendiri belum banyak dimanfaatkan bahkan tidak dimanfaatkan
sama sekali. Setiap tahunnya limbah buah jambu mete menimbulkan permasalahan lingkungan yang cukup
serius.
Kebutuhan
vitamin sangat di perlukan oleh manusia .Hal ini dapat di lihat akan
kesadaran masarakat dalam mengkonsumsi produk jambu mente , sirup jambu mente
merupakan bahan pangan yang memiliki kandung gizi yang palingt
lengkap Kandungan gizi dan kalori yang terkandung di dalam buah jambu mete
cukup banyak danlengkap, Energi (kal), Air, Protein, Lemak, Karbohidrat,
Mineral (g), kalsium(mg), Fosfor (mg), Zat besi (mg), Vitamin A (mcg), Vitamin
B (mg), VitaminC (mg) dan mempunyai kandungan Asam sitrat
termas bahan pemicu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan pada
suatu produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai dengan
karateristik produk pangan yang dihasilkan.untuk dalam golongan flafor atau
bahan pemicu rasa. Sirup jambu mente dapat bermanfat sebagai sajian
minuman segar yang cukup mengandung vitamin C dan baik untuk kesehatan kulit.
Selama ini pemanfaatan jambu mete baru terbatas pada bijinya yang diolah menjadi kacang
mete. Buah semu jambu mete tersebut hanya dibuang atau tidak dimanfaatkan karena
citarasa yang kurang
disukai seperti rasa sepat dan sering membuat getir tenggorokan. Berkebalikan dengan bijinya,
buah semu jambu mete ini hanya digunakan sebagai pakan ternak dan sebagian besar hanya terbuang sia-sia sebagai
limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan usaha untuk lebih
memanfaatkan potensi
buah jambu mete yang belum dimanfaatkan tersebut dengan pembuatan buah semu
jambu mete sebagai bahan baku pembuatan produk makanan inovatif yang dapat meningkatkan nilai guna dan
nilai ekonomis dari
buah semu jambu mete.
1.2. Tujuan
Tujuan
praktikum ini ialah untuk mengetahui proses pembuatan sirup dengan berbahan
dasar jambu mete.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Jambu mete (Anacardium occidentale) merupakan salah satu komoditas perkebunan
yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di NTT. Terdapat
kurang lebih terdapat 1.400.000 ha lahan di NTT yang cocok untuk dikembangkan
dengan tanaman jambu mete. Buah jambu mete terdiri dari dua bagian, yaitu biji
mete (kacang mete) yang merupakan produk utama dengan nilai jual yang tinggi dan buah
semu sebagai produk
ikutan. Sumangat dkk (1991) melaporkan bahwa baru sekitar 20% dari produk
buah semu mete yang dimanfaatkan baik untuk konsumsi manusia maupun untuk pakan ternak, sedangkan sisanya
(80%) masih belum
dimanfaatkan dan terbuang sebagai limbah.
Buah semu jambu mete yang merupakan limbah
ini cukup berpotensi untuk
diolah diolah menjadi aneka produk minuman
segar, misalnya sari buah, anggur jambu mete, minuman beralkohol, sirup buah,
limunade (minuman ber CO2), cuka makanan, selai atau jelly, jam, manisan, acar,
lauk pauk (abon, pepesan, sayur), sambal dan lain-lain (Cahyono, 2001). Sedangkan
ampasnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak atau kompos. yang dapat ikonsumsi oleh manusia ditinjau dari nilai gizi yang dikandung maupun ketersediaannya.
Kandungan gizi yang terdapat dalam buah
semu jambu mete adalah 85% berupa sari buah dengan kadar gula sekitar 10%, dengan kandungan vitamin C berkisar
antara 147 – 164 mg/100 g bahan (Bora
dkk, 2005). Disamping rasa manis ada juga rasa sepat karena mengandung
senyawa tannin sebesar
0,06 – 0,22% (Muljodahardjo, 1990).
Salah satu penentu kualitas sirup jambu mete adalah kadar tannin.
Hasil percobaan
Bora dkk (2005) menujukkan bahwa rata-rata kadar tannin sirup jambu mete
dominan dipengaruhi oleh perlakuan konsentrasi bentonit, yaitu dengan
meningkatnya konsentrasi bentonit dari 0,1% menjadi 0,2% secara signifikan
menurunkan kadar tannin sirup sebesar 0,065% manjadi 0,018% lebih
rendah dibanding tanpa bentonit dengan kadar tannin sebesar 0,113%. Demikian
juga hasil uji hedonik sirup jambu mete, menunjukkan bahwa padakonsentrasi
bentonit 0,2% tidak menimbulkan rasa sepat. Penurunan kadartannin pada sirup
ini, diduga karena perlakuan bentonit yang diberikan dengankonsentrasi yang
tinggi mampu berperan dalam mengikat tannin yangterkandung dalam buah, sehingga
tannin tersebut tidak larut dan tidakmemberikan rasa sepat pada sirup jambu
mete yang dihasilkan. Penurunankadar tannin pada sirup ini secara signifikan
meningkatkan nilai kesukaanterhadap rasa oleh panelis dengan skor tertinggi,
yaitu suka sampai sangat suka.
III. METODE
PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pangan, Fakultas Teknologi dan Industri
Pertanian, Universitas Halu Oleo Kendari, Pada hari Sabtu Tanggal 18 November,
Pukul 10.00 WITA sampai selesai.
3.2. Bahan
dan Alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini Buah semu jambu mete, garam (NaCl), serbuk
cmc 2 gram, gula pasir, asam sitrat dan air sedangkan alat yang digunakan pada
praktikum ini ialah alat pengepres, panci, kompor, saringan, pengaduk, botol dan
baskom.
}}
3.3. Prosedur
kerja
Prosedur
kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Menyortir buah semu dan dipilih yang baik kemudian dicuci
bersih
2.
membelah
buah menjadi 4 bagian kemudian merendam dengan laruta garam dapur (NaCl) 2 % selama
24 jam.
3.
Mencuci dengan air kemudian ditiriskan
4.
Mengukus
selama 20 menit dan membiarkan sampai dingin.
5.
Mengepres
buah dengan menggunakan alat pengepresan.
6.
Menampung
sari buah yang dihasilkan dalam wadah kemudian disaring.
7.
Menambahkan
serbuk CMC 2 gram kedalam sari buah.
8.
Memanaskan
selama 10 menit sambil diaduk.
9.
Memisahkan
endapan kotoran dengan cara disaring kembali.
10. Menambahkan gula pasir 650-700 gram dan serbuk asam
sitrat 3 gram.
11. Memanaskan kembali sambil diaduk 15-20 hingga gula dan
bahan lainnya larut.
12. Memasukkan sirup yang telah jadi kedalam botol kemudian
ditutup rapat.
13. Mempasteurisasi dengan cara dipanaskan disuhu 69-70ºC
selama 30 menit.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Hasil praktikum ini dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Gambar 1. Sirup buah semu mete Gambar 2. Sirup buah semu mete
tanpa CMC dengan CMC
4.2. Pembahasan
Jambu
mete (cashewnut) memiliki nama latin Anacardium occidentale. Di Inggris jambu mete disebut
Cashew. Sedangkan di Indonesia disebut jambu mente,atau lebih dikenal dengan
sebutan jambu mete. Jambu mete banyak mengandungsenyawa kimia yang bermanfaat
sebagai antibakteri dan antiseptic, seperti tanimanacardic acid dan cordol.
Kandungan gizi buah jambu mete sangat bagus, yaitumengandung riboflavin
(vitamin B2), asam askorbat (vitamin C), dan kalsium sertasenyawa aktif yang
diketahui dapat mencegah penyakit kanker, dan disinyalir dapatmenyembuhkan
tumor. Kandungan vitamin C pada buah mete cukup tinggimencapai 180 mg/ 100 g.
Buah jambu mete juga berkhasiat untuk mencegah kankerdan disinyalir dapat
menyembuhkan tumor. Dengan melakukan inovasi teknologi pangan,
buah semu jambu mete dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan yangmemiliki
nilai ekonomis tinggi seperti sari buah, manisan kering, selai, buah kalengan,
maupun abon.
Pembuatan
sirup buah semu jambu mete sama halnya dengan pembuatan sirup pada umumnya
yaitu dengan pemsakan dan penambahan gula serta asam sitrat, hanya saja buah
semu jambu memiliki rasa yang sepat sehingga dilakukan perlakukan tambahan
seperti perendaman dalam larutan garam dan pengukusan buah sebelum dipres.
Pada
praktikum kali ini yaitu pembuatan sirup dari buah semu jambu mete. Sebagai
bahan utama sirup buah jamu mete adalah bagian buah semu jambu mete. Keadaan
buah yang digunakan sebagai bahan bakunya, sangat menentukan pembuatan sirup
jambu mete. Buah yang digunakan dalam pembuatan sirup jambu mete harus berada
dalam keadaan cukup matang dan segar. Buah semu jambu mete yang dapat digunakan
sebagai bahan baku sirup jambu mete ialah buah semu jambu mete sudah tua (warna tua
merah dan mengkilat), Sudah matang (lunak), belum mulai membusuk berbau harum dan tidak cacat fisik ( pecah atau diserang hama).
Dalam
pembuatan sirup buah semu jambu mete gula memeran peranan penting. Gula dipergunakan
sebagai pemanis, memiliki peran yang besar pada penampakan dan cita rasa sirup
yang dihasilkan. Disamping itu, gula juga bertindak sebagai pengikat komponen
flavor. Pemanis yang paling umum digunakan dalam pembuatan sirup yang dalam
kehidupan sehari dikenal sebagai gula pasir. selain gula Di dalam pembuatan sirup , asam sitrat digunakan untuk
mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat keasaman yang
rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti yang diinginkan.
Penggunaan asam sitrat juga berfungsi untuk memberikan rasa dan aroma yang khas
pada sirup, meningkat flavor (mengimbangi rasa manis), serta memperpanjang umur
simpan (mengawetkan) sirup tersebut. Umumnya penambahan asam sitrat dilakukan
hingga pH sari buah yang dihasilkan mencapai ± 4,5 yaitu pH yang diinginkan
untuk sari buah .
Pada
Hasil praktikum sirup buah semu mete tanpa penambahan CMC (gambar 1.) memiliki
warna yang sedikit bening dan juga lebih encer dibandingkan sirup buah semu mete dengan penambahan CMC
(gambar 2.) yang lebih kecoklatan dan lebih kental. hal ini di sebabkan karena Keberadaan CMC dalam larutan cenderung membentuk ikatan silang dalam molekul polimer yang menyebabkan molekul
pelarut akan terjebak didalamnya sehingga terjadi immobilisasai
molekul pelarut yang dapat membentuk struktur molekul yang kaku
dan tahan terhadap tekanan. Makin
tinggi kadar CMC, pembentukan ikatan silang makin besar dan immobilisasi molekul pelarut juga makin
tinggi sehingga menyebabkan
kecenderungan viskositas meningkat
(Kamal, 2010). Fungsi CMC ada beberapa
terpenting yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel, sebagai pengemulsi. CMC mudah
larut dalam keadaan dingin maupun panas, selain itu CMC sering digunakan sebagai pengental
es krim
(Puteri et al, 2015).
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pembuatan sirup buah semu jambu mete yaitu
dengan perendaman pada larutan garam terlebih dahulu kemudian dikukus. kedua perlakukan
ini bertujuan agar Tanin dapat terdegradasi, dimana tanin ini merupakan
penyebab rasa sepat pada buah semu jambu mete. selanjutnya dilakukan dengan
pembuatan sirup pada umumnya yaitu penambahan gula, pemasakan dan penambahan
bahan tambahan lainnya kemudian dikemas. Karakter fisik sirup buah semu jambu
mete, sirup buah semu mete dengan penambahan CMC lebih mendekati karakter fisik
sirup pada umumnya dibandingkan tanpa penambahan CMC.
5.2. Saran
Saran
untuk paraktikum selanjutnya sebaiknya dilakukan uji organoleptik terhadap
sirup yang dihasilkan agar kita dapat menegtahui rasa dari sirup buah semu
jambu mete.
DAFTAR PUSTAKA
Bora, N., Kartiwan, Seny Bunga. 2005. Penggunaan Zat Bentobit Dan Cmc Pada Perbaikan Mutu Sirup Jambu Mete. Laporan
Penelitian Politeknik Pertanian
Negeri Kupang (Tidak Dipublikasikan). Unit P3m. Politani. Kupang
Buckle, K. A, Adward,R.A., Fleet,G.H Dan Wotoon,M. 1987. Ilmu
Pangan. Penerjemah
Hari Purnomo Dan Adiono. Universitas Indonesia (Ui- Press). Jakarta
Puteri F., R.J. Nainggola Dan L. N. Limbong. 2015. Pengaruh Konsentrasi Cmc (Carboxy Methyl Cellulose)
Dan Lama Penyimpanan
Terhadap Mutu Sorbet
Sari Buah. J.Rekayasa Pangan Dan Pert., Vol.3 No.4.
Muljohardjo, M. 1990. Jambu Mete Dan Teknologi Pengolahannya.
Liberty. Yogyakarta
Muljohardjo, M. Dan Kapti, R. K. 1981. Pengaruh Rasa Sepat (Astrigensi) Dan Gatal (Acrid) Pada Buah Jambu Mete. Laporan Penelitian Kerja
Sama Dengan
Lembaga Hortikultura Laboratium Yogyakarta Dengan Fakultas Teknologi
Pertanian Ugm.
Kamal, N. 2010. Pengaruh Bahan Aditif Cmc (Carboxyl Methyl
Cellulose) Terhadap Beberapa Parameter Pada
Larutan Sukrosa. Jurnal
Teknologi Vol.
I, Edisi 17
Sumangat, D.E. Mulyanta Dan Abdullah. 19991. Peningkatan Nilai Tambah Petani Jambu Mete Melalui Pemanfaatan Buah Semu Jambu Mete Di Industri
Pedesaan. Makalah Disajikan Pada Aplikasi Teknologi Pertanian. Kupang,
20 – 24
Oktober 1991.
Winarno, F.G. 1989. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar